"Wow..., unik!," itulah kesan yang didapat saat pertama kali melihat Pusaka Belidang ini, setelah sekian lama tenggelam dalam arus mainstream Keris yang hanya bermata dua, ternyata ada yang lebih sexy, bermata empat.
Belidang, mungkin hanya dapat dijumpai di daerah Lampung dan Bengkulu saja, sepanjang pengetahuan saya, belum pernah terlihat di daerah Nusantara lain, bahkan di Palembang pun yang merupakan wilayah paling dekat dan jamaknya Pusaka nya mirip/ sejenis, ternyata belum diketemukan pusaka berbentuk seperti Belidang ini.
Mari meninjau Pusaka yang baru saya akuisisi ini. Belidang, seperti laiknya Keris, ada yang bagus ada juga yang biasa saja, namun tidak hal nya dengan Bahan tempahnya. Besi pembangun bilah Belidang, hampir semuanya adalah beri pilihan, dengan kata lain, besi yang bisa dibilang bagus...bahkan Istimewa. Hal ini erat kaitannya dengan awal mulanya dan tujuannya belidang itu senditri dibuat (telah dipaparkan dalam posting saya terdahulu).
Demikian hal nya dengan Belidang baru ini, besi yang padat bahkan bisa dibilang tergolong Besi Hurap ditempa dengan sedemikian matangnya, sehingga bilahnya pun tidak berat. namun yang kurang adalah Garapnya tidak seistimewa Belidang saya terdahulu. Ini yang membuat saya sedikit Gamang, memilih antara Besi atau Garap ?
Pakaian Belidang ini original baik sarung maupun Hulunya, hanya saja Cincin kerisnya saya ganti dengan bahan perak, barang ori lama juga sih (kebanyakan cincin Belidang terbuat dari bahan kuningan). Sarung berbentuk Sehari Bulan yang biasa juga disebut Sarung BATMAN (karena bentuk Gandarnya seperti Simbol BATMAN) telah menghitam berbaur debu dan keringat.
Hulu LUDAY sang Naga Air dari Kayu Kemuning pun hampir licin dan halus karena terlalu sering dijamah. Hulu Luday hanya akan anda jumpai pada keris khusus di Wilayah Sumatera Bagian selatan saja loh, Palembang, Lampung, Bengkulu. Kalau saya sangat yakin bahwa LUDAY inilah yang selalu disebut dalam prasasti-prasati peninggalan Kerajaan Sriwijaya dengan nama "TANDRUN LUAH".
Soal mengapa nama Belidang ini adalah BELIDANG DARI TALANG, tak lebih hanyalah mencocok-cocokkan Rima dan Irama saja, antara Nama Pusaka dengan Kosakata dari daerah, dimana kata TALANG=DUSUN=KAMPUNG.